BANDARLAMPUNG, Mediabooster.news – Ketua Umum Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Bandar Lampung, Muhammad Julianto menyampaikan, bahwa para massa aksi kecewa atas tidak meresponnya DPRD Kota Bandar Lampung.
Terlebih, saat melaksanakan aksi, para massa PMII Kota Bandar Lampung tidak diperkenankan memasuki area Gedung yang berlokasi Jalan Basuki Rahmat No.21 Gedong Pakuon, Kecamatan Telukbetung Selatan itu.
“Filosofi dari gedung DPRD ini adalah rumah rakyat, tapi kami ditolak sehingga terjadi kericuhan. Kami kecewa, dan kami menyatakan mosi tidak percaya kepada DPRD Kota Bandar Lampung,” ungkapnya saat diwawancarai, Rabu (7/9/2022).
Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa aksi yang digelar pada hari ini sebagai respon atas keputusan pemerintah yang telah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
“Ini adalah respon dari keluarga besar PMII Kota Bandar Lampung yang melanjutkan instruksi dari PMII pusat, bahwa PMII Bandar Lampung melihat ada kesalahan, ada ketidakcocokan dari kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM, kami Anggap Pemerintah asal-asalan dan betul-betul mengorbankan rakyat dengan menaikkan harga BBM sampai 30 persen,” jelasnya.
Selanjutnya, disinggung tentang ada beberapa perwakilan mahasiswa yang melakukan negosiasi untuk bisa berdiskusi saat gelaran aksi berlangsung, menurutnya bahwa hal tersebut tidak pernah terlaksana. Bahkan, para massa tidak sedikitpun diperkenankan untuk masuk.
“Saya harus klarifikasi tidak ada audensi, dan belum ada audensi. PMII Bandar Lampung dari awal sudah sepakat kami mau audensi ketika semua massa diperbolehkan untuk masuk ke Gedung Paripurna, yang aneh ini kenapa kami tidak diterima masuk, padahal kami disini datang dengan membawa data-data yang akan kami sampaikan,” tuturnya.
Kemudian, Muhammad Julianto menambahkan, bahwa akan ada aksi lanjutan yang akan melibatkan lebih dari massa yang pada hari ini hadir.
“Jelas pasti ada aksi selanjutnya, karena apa, hari ini tujuan kami belum tercapai, dan kami sudah sepakat akan melipatgandakan massa, dan akan ada aksi susulan,” tegasnya.
Selain itu, dalam pelaksanaan aksi tersebut sempat terjadi kericuhan, Julianto menjelaskan bahwasannya pihaknya telah kecewa saat pertama kali datang ke Gedung Wakil Rakyat itu, pasalnya gedung telah dipenuhi kawat berduri.
“Sempat terjadi kericuhan, yang pertama kami kecewa saat pertama kali datang sudah disambut dengan kawat Barrier, kami dari awal sudah meminta dengan baik, tapi gerbang pun ditutup,” pungkasnya. (***)