Sebuah pemandangan unik terlihat di pinggir Jl.Raya Banten, Kebaharan Unyur di Kecamatan Serang setiap sore nya. Seorang Nenek sedang membuat serabi di bawah tenda terpal yang dibangun dibawah pohon dipinggir jalan.
Diketaui bahwa sosok seorang Nenek itu bernama Saca (50) warga Kampung Kebaharan Dukuh, Kelurahan Lopang, Kecamatan Serang, Kota Serang. dengan lihai menuangkan adonan serabi yang terdiri atas tepung beras, kelapa, dan garam ke atas mangkuk tanah liat.
Membiarkannya terbakar beberapa menit.
Saat sudah matang kecoklatan, ia pun mengangkatnya dengan sutil panjang.
Dibandrol dengan harga Rp 2000 satu kuenya. Serabi yang dijual ini ada dua jenis rasa, yaitu manis dan gurih.
Saca menuturkan,dirinya telah berjualan kue serabi ini sudah lebih dari 20 tahun. Dan sempat berpindah-pindah tempat. Hal itu dilakukan bukan hanya untuk mencari nafkah semata, namun sebagai upaya dirinya menjaga kelestarian makanan tradisional yang sudah melekat dan menemani dirinya.
“Saya dari dulu sudah jualan surabi ini, ya kurang lebih 20 tahun lah, makanan zaman dahulu walaupu sekarang banyak macam kue serabi, saya taunya ya seperti ini serabi, alatnya pembuatannya juga masih tradisional,” ungkapnya saat ditemui di tempat jualannya di Jl.Raya Banten, Unyur Kec.Serang, Selasa (7/6/2022).
Ditanya alasannya bertahan pada profesi itu, Saca hanya tersenyum saja. Setiap harinya dirinya berjualan mulai pukul 15.00-20.30 WIB. Tergantung kapan adonan serabi 4-5 kg yang dirinya buat setiap hari habis dibeli pelanggan.
“Pada saat awal-awal pandemi seringkali tidak habis, pernah nyoba sampai malam sama saja. Alhamdulillah saat ini sedikit lebih baik,” ujarnya.
Untuk penghasilan Saca dari berjualan serabi tersebut mengungkapkan sehari dirinya bisa memperoleh pendapatan atau keuntungan 100 – 300 Ribu rupiah tergantung hasil jualannya.
“Namanya berdagang mas, saat lagi ramai ya ramai, saat sepi ya sepi. Sehari bisa dapat kadang 100 ribu kadang 300 ribu,” ungkapnya.
Berkembangnya zaman membuat kue-kue tradisional seperti kue serabi dirasa makin sulit untuk ditemukan dijual di pasaran. Justru masyarakat akan lebih mudah menjumpai para penjual kue-kue modern macam brownies, tart, martabak, hingga kebab dan lainnya.
Namun hal itu tidak mempengaruhi Nenek saca untuk berhenti menjual kue trasisional tersebut.
Nah, Jika kita melintas dijalan Raya Banten di kelurahan unyur Kec. Serang, dari pasar induk Rau, disisi kiri bisa kita lihat dan mampir jika ingin merasakan gurihnya serabi yang dibuat dengan alat tradisional ini. (dkm)