SERANG. Mediabooster.news – Laju inflasi di Banten terus menurun hingga perbulan Juni 2023 berada diangka 3,15 persen. Pergerakan ekonomi di Banten sepertinya terus membaik dalam beberapa bulan terakhir ini.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada bulan April 2023 terhadap April 2022 Banten berada di angka 3,77 persen. Angka itu terus turun yakni di bulan Mei sekitar 3,67 persen dan Juni 3,15 persen.
Hal itu diungkapkan oleh Pj Gubernur Banten Al Muktabar usai memimpin rapat pengendalian inflasi daerah di pendopo Gubernur Banten, Selasa 4 Juli 2023.
“Tadi saya sampaikan kita menurun dari dari bulan Mei kan 3,67 persen lalu kita turun ke 3,15 persen untuk keseimbangan di Provinsi Banten itu terjadi cukup baik,” kata Al.
Al mengatakan, laju inflasi bisa terkendalikan dengan adanya keseimbangan antara demand dan supply. Keseimbangan itu perlu dijaga, guna laju perekonomian bisa terus bergerak ke tren yang positif.
“Kita harus jaga keseimbangan itu, walaupun teorinya kan harus terjadi keseimbangan karena terlalu rendah inflasi atau deflasi itu masalah juga bagi perekonomian. Namun demikian kita akan terus mengupayakan penekanan terhadap komoditi komoditi yang sudah kita identifikasi, ” ucapnya.
Al menyebut, pihaknya memberikan sorotan kepada beberapa komoditi yang disebut dapat mempengaruhi laju inflasi seperti beras, telur, bawang putih, cabai, dan rokok kretek.
“Termasuk juga komoditi yang paling fluktuatif sekarang ini kan, mungkin kita akan fokus di daging ayam dulu ini sama telur tadi. Kita di tingkat kandang itu masih harganya baik sebenarnya, tapi kenapa begitu turun ke tingkat konsumen harga menjadi tinggi,” ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya bersama Satgas Ketahanan Pangan berencana akan terus melakukan operasi pasar khususnya didaerah-daerah yang harga komoditas pokoknya mengalami kenaikan.
“Ada berapa kabupaten yang merupakan rangkaian daerah dan menjadi sampling atau kota yang menjadi sampling di kegiatan BPS. Seperti di Serang, Cilegon dan Tangerang, operasi pasar ini juga kita upayakan tidak akan mengganggu mekanisme pasar yang keseharian karena di kabupaten kota lain,” pungkasnya. (***)