
SERANG, Mediabooster.news – Mahasiswa Kelompok 2B dari Program Vokasional Teknik Elektronika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menggelar kegiatan sosialisasi dan pelatihan pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi energi biogas di Desa Sindangsari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, Banten, pada Sabtu (24/5/2025).
Kegiatan yang berlangsung di Aula Kantor Desa Sindangsari ini diikuti oleh para staf desa, seluruh ketua RT dan RW, serta perwakilan warga setempat. Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa memperkenalkan dan mendemonstrasikan alat prototype pembuat biogas dari limbah kotoran sapi, yang mereka rancang sebagai bagian dari proyek tugas akhir bertema energi terbarukan.
Ketua kelompok kegiatan, Jainal Hidayat, menjelaskan bahwa pemilihan Desa Sindangsari sebagai lokasi kegiatan bukan tanpa alasan.
“Kami melihat di sini banyak peternakan sapi, dan itu menjadi peluang besar untuk pemanfaatan limbah menjadi energi alternatif. Apalagi, ide ini muncul saat terjadi kelangkaan gas LPG kemarin. Kami berpikir, kenapa tidak memanfaatkan potensi lokal yang ada untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan energinya,” ujarnya.
Jainal juga menambahkan bahwa alat yang mereka buat masih dalam bentuk prototype dan hanya bisa digunakan dalam skala kecil. Meski demikian, ia optimistis jika masyarakat tertarik dan mendapat dukungan, proyek ini dapat dikembangkan lebih lanjut.
“Dari sisi biaya, cukup terjangkau. Meski butuh modal awal, perawatannya mudah dan jangka panjangnya bisa lebih hemat. Terima kasih juga kami ucapkan buat pemerintah desa Sindangsari yang telah memfasilitasi kegiatan ini,” tambahnya.

Pemerintah Desa Sindangsari melalui perwakilannya, Hasanudin, memberikan apresiasi atas inisiatif dan kontribusi para mahasiswa.
“Kami berterima kasih kepada adik-adik mahasiswa yang sudah membawa ilmu dan teknologi yang bermanfaat bagi warga. Semoga ke depannya masyarakat bisa menerapkan ini di rumah masing-masing dan membantu mengurangi ketergantungan terhadap gas LPG,” kata Hasan.
Dengan semangat kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat, Hasan berharap, teknologi biogas ini bisa menjadi solusi alternatif energi yang ramah lingkungan dan ekonomis bagi masyarakat desa.
“Semoga ilmu ini dapat diterapkan dan dirasakan langsung oleh masyarakat luas, khususnya masyarakat Desa Sindangsari,” pungkasnya. (dkm)